Tentang Aku, JHF dan Perjalananku Yang Tak Mungkin Terlupakan (Part 3)

Selasa 31 Des 2013

Aku terbangun saat subuh, dengan perasaan yang benar-benar tidak enak.
Tapi aku yakin, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
Sekitar jam 6, aku mandi di wc depan masjid, setelah selesai, hari kemudian mandi juga.

Mood hari mungkin sudah membaik, kemudian karena aku masih penasaran, setelah selesai mandi aku menanyakan beberapa hal kepada hari.
Aku menjelaskan semua yang aku maksudkan dari awal.
Apa yang membuat hari marah, karena perlakuanku.

Aku menjelaskannya benar-benar dari awal.
Hari mengganggap, aku ingin enak-enakan tidur di penginapan, tujuanku adalah supaya kita bisa bebas jalan-jalan tanpa membawa barang-barang bawaan yang mungkin sangat merepotkan, tapi hari mungkin salah tanggap.
Kemudian soal aku selalu menghubungi agung, mungkin hari merasa tidak dianggap. Tapi aku memiliki tujuan dari situ, hari bilang awalnya hanya bawa uang pas ***, tapi ternyata setelah pulang dari studio, dia bawa uang lebih dari yang dia sebutkan.
Memang dari awal aku bilang, aku tidak punya uang untuk perjalanan ini, karena sudah terpakai, malah aku sempat berpikir bahwa perjalanan ini tidak akan terwujud karena aku tidak ada uang.
Aku sangat berterimakasih hari sudah mau mewujudkan keinginanku, masalah uang, pasti nanti aku kembalikan.

Kurang lebih 1 jam, kami mengobrol, saling introspeksi diri dan membahas semuanya hingga mood baik kembali.

Akhirnya sekitar jam 8, kami keluar dari masjid untuk pergi makan, dan cari oleh-oleh.
Padahal dari awal, kalau memang hari hanya membawa uang pas, aku tidak mempermasalahkan jika tidak membeli apa-apa disini, yang penting sudah bertemu dengan salah satu personil JHF, dan bisa membawa pulang merchandisenya.
Kami membeli beberapa oleh-oleh, kemudian hari memutuskan untuk membatalkan tiket, karena ia ingin pergi ke solo juga hari ini.
Padahal awalnya aku bilang besok lebih baik kita pulang, tapi ya aku menurutinya.
Kami tidak sempat jalan-jalan ke tempat wisata manapun, hanya keraton satu-satunya yang kami kunjungi.
Saat membeli oleh-oleh, hari ingin mencarikan kerudung untuk pacarnya.
Aku agak malu dan malas kalau berjalan ber 2, apa lagi untuk mencari kerudung.
Jadi aku bilang ke hari, aku tunggu sini saja ya dan dia pergi beli kerudung.

Setelah kembali, hari ingin membeli bakpia, dan membatalkan tiket kereta.
Hari menyuruh untuk berpisah, saya ke stasiun dan dia beli bakpia.
Tapi aku bilang, lebih baik bareng-bareng terus aja.
Jadinya kami pergi beli bakpia, setelah beli bakpia kami naik becak ke setasiun tugu untuk membatalkan tiket.
Saat ingin membatalkan tiket, ternyata ada seorang ibu-ibu yang ingin membeli tiket tersebut, jadi kami pergi bersama ke customer service untuk mengurus tiket tersebut.
Saat di setasiun, aku bertemu dengan agung, padahal aku tidak ingin menemuinya karena beberapa hal.
Ya mau bagaimana lagi, jadinya aku ajak dia ngobrol sedikit, kemudian dia pergi.
Setelah proses pembatalan tiket selesai, hari membeli tiket kereta untuk perjalanan menuju solo.
Sebelum naik kereta, aku membeli roti dulu di setasiun.

Kemudian kami beranjak untuk naik kereta menuju solo.

Saat di kereta, kami mengambil posisi duduk. Tiba-tiba hari ke gerbong depan, lalu mengajakku pindah tempat duduk. Aku tidak mau pindah karena menurutku sudah nyaman disana, tapi dia mau duduk disebelah pintu gerbong, ya sudah aku nurut saja.

Selamat tinggal Yogyakarta, terimakasih untuk cerita yang begitu manis di kota itu, mungkin lain kali aku akan berkunjung dengan persiapan yang lebih matang.

Beberapa saat kemudian, hari tiba-tiba marah, dia mengomentari semua hal tentangku, ini dan itu, mulai dari aku tidak mau menemani dia beli kerudung, sampai pindah tempat dudukpun dibahas olehnya.
Padahal semua itu ada alasannya, aku hampir muak dibuatnya, habis marah dia baik lagi, sudah baik marah lagi.
Kalau aku tidak bergantung padanya, aku akan pergi dari situ. Sayangnya aku hanya bisa terdiam, menerima semuanya, dan mencoba introspeksi diriku.

Akhirnya kami sampai di stasiun balapan solo, muka hari sudah terlihat berubah.
Kami naik becak untuk sampai ke terminal, di becak dia tersenyum, seakan-akan tidak ada masalah, saat kejadian di jogja tadi. Aku cukup kesal, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Sampai di terminal, kami bertanya kesana kemari tujuan ke wonogiri, akhirnya kami mendapatkan bis untuk kesana.
Lalalala, setengah perjalanan hujan deras, sangat deras.
Saat sudah hampir di perhentian, masih turun hujan, akhirnya kami turun, dan berteduh di sebuah kios yang tutup, tadinya mau makan, tapi karena warungnya sudah tutup ya tidak jadi, disitu wajah hari sudah terlihat lebih cerah dari sebelumnya.
Sempat bingung, mau kemana, soalnya tidak ada orang yang bisa ditanya.
Eeh ternyata ada bapak-bapak yang sedang berteduh, akhirnya kami memutuskan untuk bertanya kepadanya, kami berjalan sedikit.
Ada bapak-bapak di dekat bis, kami menanyakan naik apa untuk sampai ke tujuan kami, ternyata dialah kenek bis, jadi kami naik bis itu.

Singkat cerita kami sampai di tempat yang ditentukan untuk dijemput oleh bapaknya hari, akhirnya datang juga, aku dibonceng duluan, dan sampai di rumah kakeknya hari. Rumahnya bertipe model tempoe doeloe, ya setidaknya aku bisa mandi dan menaruh barangku disini, ketimbang harus selalu aku bawa. Hehehehe.
Kemudian hari sampai juga, hal yang pertama aku lakukan adalah charge handphoneku. Hehe. Kemudian aku mandi dan beres-beres, selesai mandi kami makan mie, tidak banyak yang aku lakukan disana, karena jauh dari keramaian, jadinya hanya bisa tidur-tiduran melepas rasa penat. Hehe.
Padahal ini malam tahun baru, tapi aku menikmatinya dengan tidur lebih awal, suasana daerah pegunungan begitu dingin, aku sampai mengigil saat tidur. Dan 1 hal sangat susah mendapatkan sinyal di daerah itu. Hehe.

Rabu 1 Jan 2014

Aku terbangun di pagi yang begitu dingin, suasana masih gelap, jadi aku lanjut tidur sampai setengah 8, kemudian bangun. Tanpa cuci muka langsung jalan-jalan menghirup udara pagi. Kembali ke rumah, hari dan ibunya pergi kepasar untuk beli sarapan, setelah pulang membawa makanan, kami makan.
Entah itu sayur apa, aku pun tak mengerti, sampai kulit salak ada di situ, tapi ya lumayan enak untuk mengganjal perut. Haha.
Saat aku makan, hari menawariku air putih dengan berkata "ini air putih buat lu kali, lu kan ga doyan teh", karena di meja ada teh manis dan air putih, jadi ya aku minum air putih itu.

Setelah makan, tidak berapa lama kemudian aku mandi.
Saat selesai mandi hari teriak kepadaku "di, air putih yang dimeja tadi u abisin?" aku jawab, "ya iya lah, kan tadi u bilang buat gw, ya gw minum, emang ngapa?"
"itu airnya lek sadri (adik bapaknya Hariyanto), udah di doain supaya cepet dapet jodoh (sambil cengegesan)"
"nah loh, mampus gw" (muka malu) wawakkawkwakaw, sumpah rasanya tuh malu banget.

Saat aku masuk ke rumah (karena kamar mandi posisinya ada di luar), aku ditanya-tanya lagi, rasanya benar-benar hilang mukaku. Hahaha.

Karena agak sulit untuk dapat air itu, di jawa banyak kepercayaan dengan doa-doa itu, walaupun aku sendiri tidak memahaminya, karena dalam tradisi dan agamaku (B) tidak diajarkan seperti itu.

Setelah dari sini, kami akan menuju sragen, untuk ke rumah mbah nya Hariyanto.

Kami dijemput menggunakan motor, perjalanan kurang lebih 1 jam.

Sampai di sragen aku merasa canggung, karena ini sesuatu yang baru untukku, aku menunggu Hariyanto dulu di sana, karena ternyata mereka semua ke kebak dulu, jadi aku sampai duluan di rumah itu, aku disediakan teh manis dan kue.
Aku masih tidak percaya, begitu cepat perjalanan, padahal rasanya baru sampai di jogja, sekarang aku sudah ada di sragen.

Setelah semuanya sampai, Hariyanto mengajakku ke rumah saudaranya yang lain, kakak dari ibunya Hariyanto, sedikit berbincang, kami disediakan teh manis (lagi) dan cemilan, padahal teh yang tadipun belum habis.
(Minuman kesukaanku sangat sulit aku dapatkan disini, I really missing you mineral water)
Keberadaanku benar-benar disambut dengan mereka, sampai aku merasa tidak enak atas suguhan dan perhatian mereka.
Aku benar-benar merasa senang, perjuanganku di jogja hingga kesini benar-benar pelajaran berharga untukku.

Kemudian aku berjalan-jalan bersama Hariyanto, aku ingin mencari celana dalam, karena stok celana pendek sudah habis. Hahahah. (malu)
Kami naik motor, karena jarak indomaret terlalu jauh, jadi kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu, karena dari tadi belum makan, kami makan mie ayam bakso, (kapan lagi makan bakso di sragen langsung) hahaha.
Setelah makan kami berniat mencari indomaret, setelah berjalan beberapa meter tidak ketemu, kami putar arah ternyata ada plang indomaret 500m, kemudian kami menulusuri jalan, dan ternyata sudah 500m juga tidak ada indomaret, kurang lebih 1.2km kami menemukan alfamart. (oooohhh akhirnya) Aku bergegas masuk ke dalam, hari menunggu di sebrang. Aku mencari benda yang kuinginkan, wuaahh dapat (celana dalam ukuran XL, kalo di film-film mungkin itu CD udah ada sinarnya kali ya) hahaha, aku ambil lalu aku bayar ke kasir dan pulang. (senang rasanya sudah beli benda ini) wwkkwkwkwkkwkw. (biarin deh yang baca jijik bahkan muntah, yang penting gw bisa pake CD)
Sampai di rumah, kami ke jembatan sidodadi di sebelah rumah mbahnya Hariyanto. Sedikit berfoto-foto memandang luasnya bengawan solo.

Setelah hari menjelang sore, aku mandi tidak lupa memakai CD yang kubeli tadi. Wkwkwkk. Wuuuaaahhhh tidak pernah aku merasa sebaik dan senyaman ini, badanku terasa segar, pikiranku ringan. Wwkwkwkkwkwk. (aduh, ngetik sambil ngakak ini kalo inget kejadian itu)

Hari menjelang gelap, jam 6an kami makan di rumah itu, enak sekali rasanya makan bersama seperti itu. Selesai makan, sekitar jam 7 malam, aku diajak oleh bapaknya hari beserta lek sardi, untuk menemui mbah darmo. (ngapain bro? ya minta di doain lagi lah, kan tadi aernya gw minum. Wkwkwkkwkwk)

Ya singkat cerita aku juga kebagian dapat doa itu, dikasih sesuatu. Walaupun aku tidak mengerti, aku anggap sebagai amanah, jadi ya aku jalani.

Kami sampai di rumah jam setengah 9 malam, sampai di rumah, lek sudar (adik dari ibunya Hariyanto) menyuruh kita untuk mencari makan, padahal aku sudah kenyang, tadi kan sudah makan sebelum pergi, tapi ya hari nurut aja.
Ternyata tidak ada apa-apa, jadi kami memutuskan untuk kembali lagi.
Dingin rasanya, tidak pakai helm juga.
Padahal sudah malam, aku selalu ditawari makan, minum ini itu.
Walah, mereka begitu baik, sampai aku merasa tidak enak sendiri jadinya.
Tiba-tiba kami dibelikan roti bakar, aduuh padahal aku sudah tidak mau makan, tapi untuk menghargai jadi aku makan.

Matapun mulai ngantuk, dan capek juga karena dari tadi jalan-jalan terus. Tapi aku benar-benar menikmati itu. Hehe

Kamis 2 Jan 2014

Aku terbangun pukul 6, karena masih sepi aku tidur-tiduran saja, tidak terasa nanti sore aku akan pulang, inilah hari terakhirku disini, setelah perjalanan yang begitu dahsyat.
Aku keluar untuk duduk dan menikmati matahari pagi jam menunjukan pukul 6.15.
Sekitar jam 7 Hari mengajak anak-anak ke warung untuk beli es krim, setelah makan es krim aku tidur-tiduran dan bermain bersama anak-anak, jam 9 aku tiduran lagi, kurang lebih 30mnt aku tertidur.
Sekitar jam 11an aku mandi, wah waktu cepat sekali berputar.
Selesai mandi aku berkemas, aku disuguhkan makanan.
Selesai makan aku mengecek barang-barang lagi, sekitar pukul 12.30 kami berpamitan ke rumah sebelah, niat awalnya aku akan naik angkot menuju terminal bis Rosin, tapi ternyata saudaranya Hariyanto pulang, akhirnya jam 13.15 kami diantar ke terminal naik motor.
Sekitar jam 2 kami sampai disana, masih harus menunggu karena tiket untuk keberangkatan jam 3 sore.
Akhirnya jam 14.45 bispun tiba, aku langsung menuju bis. Panas rasanya karena tidak menggunakan ac, jam sudah menunjukan pukul 15.00 tapi bis belum juga berangkat.
Panass rasanya (keringet udah ngocor ini), akhirnya jam 15.45 bis berangkat, ac alam nyala dan tidak terasa panas lagi. Hehe.
Aku mengabari mbak Dyah, dan berbincang beberapa hal.

Singkat cerita, aku sampai di cibinong pukul 9.30, saat ingin turun, aku sudah memegang semua barang-barangku, tiba-tiba power bank ku hilang. (walah, ada aja yang ga beres), aku menitip pesan kepada sopir bis, jika masih ada, tolong diinformasikan.
Ya kalau hilang, aku hanya bisa ikhlas, sudah jalannya seperti ini.

Setelah itu aku ke rumah Hariyanto untuk memisahkan barang-barang, oleh-oleh khususnya. Aku mengucapkan banyak terimakasih, dan mohon maaf yang sebesar-besarnya kalau aku salah berkata dan bersikap.

Aku pulang ke rumah, dengan sejuta pikiran yang ada di otakku.
Aku mendapatkan banyak pelajaran dari sana.
Aku tidak akan mengandalkan dan berharap terlalu banyak kepada orang lain.
Aku benar-benar salut dengan perjuanganku yang sangat dihargai oleh mas Anto gantazz saat di jogja.
Aku masih tidak menyangka itu semua terjadi.
Aku benar-benar merasa dianggap oleh mas Anto, padahal aku ini bukan siapa-siapa, tapi beliau benar-benar peduli dengan saya.
Aku senang dengan mbak Dyah, padahal kita hanya teman facebook, tapi ia masih perhatian dan mau menolongku.
Aku merasa terharu, orang yang benar-benar aku harapkan sama sekali tidak memikirkanku, tetapi aku yang bukan siapa-siapa, mas Anto sampai mau berkorban untukku juga, membuang waktunya hanya untuk bertemu denganku.

Terimakasih banyak mas Anto, dan JHF juga. Aku merasa bangga, dan rasa bahagia yang tak sanggup untuk aku ungkapkan. Maaf kalau aku tidak bisa memberikan apa-apa saat bertemu, hanya spanduk itu saja yang selalu mengiringi perjalananku juga.
Pokoknya terimakasih banyak mas Anto dan mbak Dyah atas perhatian yang kalian berikan untukku.
Terimakasih banyak untuk Hariyanto yang telah mewujudkan cita-citaku, membuat aku merasa berharga dan bahagia. Maaf apa bila aku kurang tanggap akan situasi, aku akan terus belajar memahami semuanya.

Mungkin sekian cerita perjalananku, tentang diriku, persahabatanku, dan JHF. Kalian semua begitu berharga.
Semoga cerita ini dapat diambil manfaat baiknya, yang buruk dikoreksi dan dijadikan pembelajaran saja.

Belajarlah dari peribahasa
Dapat melihat semut dilautan sana, tetapi tidak dapat melihat gajah dipelupuk mata. Karena sering kali kita berlaku seperti itu, sudah ada yang baik di depan mata, masih mencari yang jauh disana, dan tidak bisa menghargai yang dekat.

Jangan terlalu mengandalkan orang lain, berusahalah untuk berpijak diatas kakimu sendiri, jangan pernah berharap, kalau yang kau harapkan tidak sesuai dengan keinginanmu, maka nantinya akan sakit hati sendiri.

Berpikirlah secara realistis, jangan terlalu optimis, apa lagi pesimis.

Semoga kalian mendapatkan manfaat dari cerita ini. Salam sedulur JHF

Berikut saya sertakan foto-foto perjalanan saya.



3 comments:

Unknown mengatakan...

Selamat pagiii...

Terbangun dan langsung cek link yg dikirim sang mimin..

waa.. benar2 kisah yg penuh warna..
terimakasih sudah support JHF dan share kisahnya menjelang tahun baru nan mengharu biru.. :D

Buat sedulur2 yg lain mohon bantuannya, semoga keinginan mas Didi utk membentuk Fans Club JHF yg resmi bisa terwujud.. Amiiinnn..

Maturnuwun

Anto Gantazz

Eprayogia mengatakan...

Mantaab udah diposting nih :)

Unknown mengatakan...

jamahlah Surabaya... we miss you

Posting Komentar

JHF

--------> Jogja Hip Hop Foundation Blog <--------

Owner

"Created By : Adhie Van Ferrinas"