Tentang Aku, JHF dan Perjalananku Yang Tak Mungkin Terlupakan (Part 2)

Minggu 29 Des 2013

Agung menelponku lagi, menanyakan sudah sampai mana, aku jawab baru sampai kebumen, aku chat FB tapi tidak dibalas.
Karena dari tadi malam aku bingung, hari bilang bawa uang pas, aku mencoba putar otak agar sampai di jogja kita bisa beristirahat dan menaruh barang di suatu tempat. Aku mencoba minta tolong temannya agung, untuk menumpang disana sebentar, tapi ya seperti orang tidak ingin memberikan bantuan, padahal aku benar-benar membutuhkan itu, tapi ya aku maklum juga. Kemudian aku menghubungi agung, ternyata agung tidak tahu kalau aku menghubungi temannya untuk meminta bantuan tinggal 1 malam di tempatnya.

Karena bisnya lelet, akhirnya kami sampai di terminal giwangan sekitar jam 10, kami duduk sejenak dan memikirkan akan kemana, aku hanya berpikir dimana nanti aku akan tinggal, ya walaupun hanya tempat sederhana dan untuk menaruh barang bawaan itu sudah sangat memuaskan bagiku.
Tapi, sebelumnya aku sudah mencoba sms temannya agung, untuk minta izin bermalam di rumahnya, tapi jawabannya begitu ya aku jadi agak ragu, tapi aku coba yakini diriku bahwa mereka bisa bantu saya.

Aku coba hubungi agung lagi, berharap dia bisa memberikan bantuan walaupun hanya tempat beralaskan kardus.
Dari terminal giwangan aku mencoba ke malioboro, tapi agung bilang mau bertemu di alun-alun selatan, aku ke alun-alun, tapi karna tidak tau, aku jadi ke alun-alun utara. Kemudian aku naik becak ke alun-alun selatan, untuk menemui agung.
Aku sms dia, ternyata dia pusing, dan punya rencana dengan temannya ke parangtritis siang ini. Aku agak kesal disitu, sebenarnya niat atau tidak untuk membantuku ?

Sampai akhirnya sekitar jam 12 dia menemuiku di alun-alun selatan. Setelah itu aku mengikutinya naik becak ke tempat dia menginap.
Sampai disana, aku benar-benar canggung dengan sikap mereka, tapi hari selalu maju, walaupun aku hanya mengenal agung, dan si pemilik rumah pun tidak menyambutku dengan baik. Ya aku mengerti, karna agungpun menumpang, dan posisiku adalah temannya agung, aku tidak enak dengan agung, sedangkan agung tidak enak dengan temannya.

Karena hari bilang hanya bawa uang pas, ya aku akan ambil bantuan ini.
Aku putuskan hanya untuk menumpang mandi disana, saat hendak mengambil pakaian, aku mencari celana dalamku, dan siaallllnyaaaa karena terburu-buru, celana dalamku tertinggal, aku binggung (nah lho, sumpah kalang kabut, itu benda paling penting sepanjang sejarah dalam hidupku. Wkwkwkwk). Aku duduk di luar menunggu hari selesai mandi, karena aku benar-benar malu untuk masuk.
Aku beranjak untuk mandi, selesai mandi mereka menawarkan makan, dan kamipun makan, mereka makan ayam dan tahu, pada saat aku akan mengambil, hanya tersisa 2 potong tahu dan 1 potong ayam, karena sudah terlanjur, aku ambil 2 potong tahu itu.
Selesai makan, dan aku pikir sudah tidak enak berada disana, apa lagi untuk bermalam disana, kemudian aku berpamit untuk mencari penginapan,
aku mengucapkan terimakasih dan pergi meninggalkan tempat itu.
Baru sampai depan gang, aku benar-benar bingung akan kemana selanjutnya. Kemudian aku sms agung untuk mengucapkan terimakasih, kemudian agung menelponku ternyata power bank ku tertinggal, lalu aku kembali ke rumahnya hanya untuk mengambil power bank, dan mengucapkan terimakasih lagi, dan agung bilang dia juga tidak enak dengan temannya, aku memaklumi itu, dan beranjak pergi.

Sampai depan gang pun aku masih belum tau arah, tidak tau mau kemana, tidak tau mau apa dan tidak tau mau bagaimana disini.
Aku menunggu becak, niat awal kami memang mau cari penginapan, tapi ya harga-harga sudah naik. Kami naik becak ke daerah prawirotaman, karena aku dapat info dari mas Anto, disana ada tempat yang murah, tapi kami benar-benar tidak tau yang mana tempat penginapan itu.
Sampai akhirnya kami memutuskan untuk balik arah dengan berjalan kaki, sampai di persimpangan jalan, kami duduk sebentar, memikirkan akan kemana.
Kemudian kami naik bis untuk menuju stasiun tugu, saat di bis aku lihat agung bersama temannya akan segera berangkat menuju pantai parangtritis.

Aku mencoba menghubungi mas Anto lagi untuk mencoba meminta bantuan, dan beliau mencoba menanyakan info penginapan melalui twitter dan menginformasikannya kepadaku.

Kami di turunkan di sekitar malioboro karena jalanan macet, dan kami berjalan kaki sampai ke stasiun.
Disana masih bingung juga, mau membatalkan tiket atau melakukan hal yang lainnya.
Kami cetak tiket untuk kepulangan kami. Tiket sudah di tangan, aku membujuknya untuk tidak membatalkan tiket itu, karena untuk apa terlalu lama tinggal disini.
Di stasiun aku merasa terharu, karena saat aku membutuhkan bantuan, seorang artispun sampai mau membatuku mencarikan penginapan.
Padahal aku ini bukan siapa-siapa, tapi sampai-sampai orang lain mau di repotkan.

Dari stasiun, kami duduk-duduk sebentar di malioboro sekitar pukuk 4 sore.
Aku masih memikirkan akan tidur dimana malam ini.
Karena temanku terlalu cuek dan tidak ingin memakai penginapan, aku benar-benar bingung dibuatnya, memang dari awal dia bilang untuk apa membicarakan penginapan di cibinong, kalau sampai jogja baru kita tau, dan kalau tidak ada penginapan ya tidur di masjidpun tidak akan masalah.

Aku nurut saja, karena dia yang membawaku sampai disini.
Sambil berpikir, kami memutuskan untuk membeli mie ayam, aku terus mencoba menghubungi temanku untuk meminta bantuan mencarikan penginapan, dan aku juga masih bingung karena celana dalam tertinggal (belom ganti ini dari kemarin). Wkwk.
Hariyanto pergi ke indomaret untuk beli air minum dan mencarikanku celana dalam. Hehehe, ternyata tidak ada ukurannya. (tepok jidat) Haha, maklum lah badanku lumayan besar.
Sampai akhirnya sudah mulai gelap, dan kami masih duduk-duduk di malioboro tidak pernah beranjak dari sana karena memang tidak punya tujuan.
Kemudian, hari mengajakku untuk beli tas, karena dia rasa tas inilah penghambatku, karena agak susah juga jalan-jalan selalu menjinjing tas ini, jadinya hari membelikanku tas ransel.
Setengah barang-barang dipindahkan agar mempermudah, setelah itu ya kami tetap duduk di jl. Malioboro, karena kebetulan agak macet dan ramai.
Akhirnya hari mengajak ku untuk tidur di masjid.
Aku sangat canggung dan malu, karena aku tidak beribadah di masjid karena aku non muslim, tapi apa mau dikata, aku hanya menurut dan akhirnya kami beristirahat disana dan tidak mandi sore, awalnya aku agak takut, kalau-kalau tidak diijinkan tidur disana, ternyata banyak juga yang menginap disana, tapi diharuskan bangun saat subuh.

Senin 30 Des 2013

Aku terbangun saat subuh di masjid itu, karena diharuskan saat subuh untuk bangun, dan sholat subuh, karna aku non muslim, jadi aku hanya duduk diam disana.
Pagi ini, suasana lebih menyenangkan, aku berharap hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan kami sedikit mengobrol untuk memutuskan akan jalan-jalan kemana hari ini? Karena, nanti siang jam 2 aku akan menemui salah 1 personil JHF yaitu mas Anto Gantazz di studio JHF. Kami memutuskan untuk ke keraton jogja, sekedar berjalan-jalan.
Sekitar jam 6 aku beranjak untuk mandi di toilet depan, dan men charge power bank, karena toilet masjid sudah di bersihkan dan di tutup, dan juga tidak ada colokan listrik di masjid, jadi di toilet umum depan masjid itulah yang jadi harapan satu-satunya.

Aku bergantian mandi dengan hari, setelah mandi, sekitar jam 8an kami keluar dari masjid untuk cari makan, kami makan ayam bakar, ya harganya cukup mahal, lumayan berat juga kalau sekali makan dengan harga segitu.
Setelah makan, kami menuju keraton, karena dari kemarin kami belum jalan kemana-mana, kami naik trans jogja untuk ke titik 0km, kemudian ke keraton dengan berjalan kaki.
Sampai di keraton, kami masuk dengan membayar 5rb per orang dan seribu untuk foto-foto.
Kami berkeliling keraton dan foto-foto, mood ku sudah lebih baik dari kemarin, walaupun masih agak repot untuk jalan-jalan dengan barang bawaan dan spanduk di tangan.
Aku masih terus kontak dengan mas Anto. Saat di keraton kami masih berunding akan kemana lagi selanjutnya, karena Hariyanto ingin ke solo menemui ibunya, sedangkan kemarin, kami sepakat untuk pulang ke cibinong tanggal 1.
Hari mengajakku nanti malam setelah bertemu mas Anto, kita cari oleh-oleh. aku mencoba menghubungi mbak Dyah, apakah dia bisa menemani kita mencari oleh-oleh, ternyata mbak Dyah hanya bisa siang ini, tidak bisa nanti malam, ya aku coba nego dengan hari. Siapa tau kita bisa dapat harga lebih murah karena belanja bersama orang jogja. Ya karena tujuan menghemat aku berpikiran seperti itu.

Setelah dari keraton, kami berjalan untuk kembali ke malioboro, tapi aku masih mencoba janjian dengan mbak Dyah. Kami beristirahat di titik 0 km, untuk memutuskan akan kemana.
Akhirnya aku batalkan untuk mencari oleh-oleh, karena nurut dengan hari. Kami kembali ke masjid untuk mengambil power bank yang aku charge dan duduk sebentar.
Jam sudah menunjukan pukul 11.50, hari bersiap untuk sholat.
Ternyata mas Anto mengabarkanku, bahwa ia akan menuju studio sekarang, karena jam 2 nanti beliau ingin melayat. Ya sudah aku mengiyakan, dan mencoba menghubungi mbak Dyah, sambil menunggu hari dengan rasa panik, jam menunjukan puku 12.20 sedangkan mas Anto bilang jam 12.30 ia sampai di studio, sedangkan hari belum muncul juga.
Aku memutuskan masuk ke masjid, dengan kesal aku lihat hari sedang tiduran, padahal dari tadi aku menunggunya di luar. Aku bilang, cepat sekarang kita ke studio mas Anto sudah jalan. Tanpa basa basi, kami naik trans jogja. Saat naik trans jogja, sudah agak mendung, aku berharap agar tidak hujan sebelum aku sampai di studio.

Kami turun di perhentian pasar beringharjo dan meneruskan jalan kaki ke titik 0km, awalnya aku ingin berjalan kaki sampai ke JNM tapi tiba-tiba saat di titik 0km hujanpun turun dengan deras.
Aku hampir putus asa, sudah mepet waktunya tapi hujan malah turun, aku coba menghubungi mas Anto, kira-kira sudah jam 1 kurang, dia sudah sampai disana dan mati lampu.
Aku menunggu hujan agak reda, karena hujan masih rintik-rintik, dan kami mengejar waktu, kami memutuskan untuk naik becak untuk menuju studio JHF.
Sampai di belokan pasar serangan becak ga sanggup untuk naik lagi, jadi kami memutuskan untuk berjalan kaki.

Akhirnya kami sampai di JNM, aku masih tidak percaya, aku terus mencoba menghubungi mas Anto, aku masuk lewat pintu belakang sempat salah jalan, dan bertanya kepada 2 orang perempuan, tapi mereka tidak tau.
Kemudian mas Anto memberikan petunjuk, dan kamipun berjalan masuk, aku berdiri di pendopo, membaca chat line dari mas Anto, "aku dah liat kamu", rasanya benar-benar membuatku semangat, akhirnya aku lihat mas Anto di studio, dia melambaikan tangan, rasanya wuuuaaahhhhh, sulit di ungkapkan (senang, lemas, grogi, bahagiaaa pokoknya, semua campur aduk), 2 tahun aku berharap bertemu idolaku, sekarang lah saatnya.

Aku langsung berlari ke studio, walaupun agak sedikit gerimis aku tidak peduli.
Aku langsung naik ke studio dan bertemu mas Anto, aku bersalaman dengan beliau, badanku gemetar, aku bingung dan tidak percaya, idolaku ada di depan mataku.
Walaupun aku hanya bisa bertemu 1 personilnya saja, aku tetap merasa senang.
Dag dig dug rasanya, salah tingkah, dan tidak percaya pastinya.
Setelah salaman aku sibuk foto-foto di studio (maaf ya mas Anto, aku cuekin sebentar), aku lalu menghubungi mbak Dyah, kemudian saat mbak Dyah tiba, kami masuk ke studio rekaman JHF.

Mengobrol beberapa hal, aku diputarkan lagu terbaru JHF, Suwukan Jaran Kepang dan Jula Juli K-Pop, lagunya luar biasa, sayangnya aku harus menunggu album JHF rilis nanti untuk mendapatkan file mp3nya, kemudian aku minta diputarkan lagu ayo ngguyu, karena dari dulu aku belum pernah mendengarnya. Hehe
Setelah mendengarkan lagu, aku terdiam, karena masih tidak menyangka dan bingung mau tanya apa. Haha.
Akhirnya aku menanyakan pertanyaan yang dititipkan oleh agung, sekaligus untuk membuka pembicaraan, kemudian aku merekam jawaban mas Anto, karena ada beberapa pertanyaan titipan.
Akhirnya kami dapat mengobrol dengan baik, walaupun aku canggung, mas Anto selalu menanyakan tentangku juga, gimana tes interviewku, perjalanku, sampai aku cerita dari mana aku mengenal JHF. Hehehe.

Rasanya seperti mengobrol dengan teman, walaupun aku bukan siapa-siapa, tapi mas Anto memposisikanku sebagai teman (entah memang iya atau hanya perasaanku saja. Hehe), aku merasa terharu.
Tak terasa waktu cepat berlalu, 1 jam bersama mas Anto begitu cepat, tapi benar-benar membuatku merasa senang.
Sebelum mas Anto pergi, aku minta ijin untuk foto bersama, kebetulan ada mas angga, jadi kami bisa foto ber 4. Hehehe.
Setelah foto di dalam studio, kami beranjak keluar untuk berfoto dengan spanduk yang aku bawa, design dari agung, karena hanya itu yang aku punya. Hehe.

Setelah foto-foto, mbak Dyah menanyakan kepadaku "dhie kamu bawa kenang-kenangan buat mas Anto ga?" aku jawab "yah, engga mbak, cuma spanduk ini aja yang aku bawa, karena semuanya mendadak, jadi aku kurang persiapan" aku merasa tidak enak, tapi suatu saat pasti aku akan membawanya.
Mas Anto memberikanku kenang”an CD poetry battle 1, masing-masing 1 aku dan temanku, lengkap dengan tanda tangan beliau.
Kemudian aku membeli merchandisenya juga, t-shirt, snapback, CD dan DVD hiphopdiningrat. Aku benar-benar merasa senang sekali.
Semua ditanda tangani oleh mas Anto, sampai isi pulpennya habis (maaf ya mas) hehehehe.
Setelah selesai, mas Anto berpamit karena ada urusan, setelah mas Anto pergi, aku mengobrol dengan mbak Dyah, dan bercerita.

Tadi itu benar-benar seperti mimpi, idola yang sedari dulu ingin aku temui, yang hanya ada dalam angan-anganku, akhirnya ada di depan mataku dan mengobrol denganku, rasanya sulit untuk diungkapkan, karena dari 2 tahun lalu aku ingin sekali bertemu dengan JHF.
Karena JHF aku belajar bahasa jawa, dan aku tertarik dalam dunia hip hop.
Pokoknya JHF begitu berarti untukku.

Kami duduk di balkon studio, disana ada kursi yang lumayan besar, kami ber 3 duduk disana dan mengobrol, nyaman rasanya.
Aku menceritakan semuanya dan sharing beberapa hal tentang JHF, dan juga aku memiliki misi ke 2 setelah pertemuanku dengan mas Anto.
Aku ingin membuat sebuah komunitas fans resmi JHF, agak gila memang, aku ini bukan siapa-siapa, aku hanyalah seorang anak remaja yang belum bisa apa-apa, aku juga tinggal di cibinong, sulit rasanya mengumpulkan sedulur, terlebih markas JHF itu ada di Jogjakarta, bahkan tidak jarang sedulur lainnya yang meremehkanku akan hal itu.
Tapi aku akan tetap berusaha, bagaimanapun hasilnya aku akan mempersiapkannya mulai dari sekarang. (walah, malah curhat. Lanjut ke cerita)

Mbak Dyah mempunyai misi yang sama denganku, tapi karena keterbatasanku, aku mendapat banyak kesulitan untuk saat ini.
Pernah aku mengirimkan proposal kepada management, mengenai pembentukan fans resmi JHF, aku mendapat respon positif dari pihak management, tapi menurutku kurang memuaskan hatiku.
Apa yang dikatakan management?

Saat management JHF menelponku, beliau berkata, sudah banyak komunitas fans yang berdiri sendiri, jadi kalau saya ingin membuat komunitas silakan saja, jika ingin menghadirkan JHF, bisa di konfirmasikan.
Aku terdiam, aku disini, di cibinong, aku sendirian. Aku bisa apa?
Orang jawa, bukan, bisa bahasa jawa juga tidak.
Bagaimana aku bisa mengumpulkan sedulur?

Karena dulu aku masih sekolah, jadi aku mengurungkan niatku karena disinipun aku seorang diri, tidak ada teman dekat sesama fans JHF.
Padahal hanya itu yang kubutuhkan, Sedulur yang memiliki 1 semangat untuk mewujudkan misi ku.

Kembali ke cerita.

Akhirnya, kami meninggalkan studio JHF, mbak Dyah pulang, sedangkan aku masih tidak tau akan kemana lagi setelah dari sini.

Perasaanku benar-benar senang, sudah dapat bertemu mas Anto, juga bisa membawa pulang merchandise JHF.

Saat keluar dari studio, hari mengecek dompet.
Ternyata dia masih membawa uang sebanyak ***, aku merasa dibohongi.
Apa yang terjadi tidak seperti yang dikatakannya di awal.
Tapi karena aku dibawa oleh hari kesini, jadi aku tidak banyak berkomentar.

Kami berjalan kembali menuju malioboro untuk mencari makan, karena hari sudah menjelang sore.
Saat diperjalanan, kami membeli singkong keju untuk cemilan di jalan.
Sampai di titik 0km, kami duduk sebentar untuk istirahat.
Masih berpikir, akan kemana lagi, karena dari awal kita tidak menyewa penginapan.

Setelah duduk di 0km, kami berjalan ke malioboro, awalnya ingin makan, tapi tempat makan disana lesehan semua, karena aku dan temanku memakai sepatu, jadi aku urungkan untuk makan disana. (ngerti lah maksudnya. Hahaha)
Jadi kami masuk ke masjid, sekitar pukul setengah 8 malam.
Aku duduk disana, kemudian aku mengucapkan banyak terimakasih kepada Hariyanto.
Aku berkata, mungkin next time, kalau aku kembali kesini, aku ingin sesuatu yang lebih baik dari pada ini.
Ternyata temanku merasa tersinggung, tiba-tiba di marah.
Dia bilang, yang aku pikirkan hanya ingin enak-enakan tidur di penginapan.
Dan banyak hal lainnya, tapi dibalik itu semua aku punya alasan atas pernyataanku.

Dia terus memarahiku, aku selalu mendengarkannya.
Kemudian temanku tidur, aku masih bingung akankah aku mandi atau tidak.
Pada saat hari tidur, ada 4 orang disebelah kami yang mungkin mendengarkan pernyataan hari, dan mereka mulai menyindirku secara halus.
Akhirnya aku putuskan tidak usah mandi dan beranjak tidur juga.
Aku benar-benar bingung, kenapa niatku untuk berlibur menjadi seperti ini.
Aku hanya ingin yang lebih layak, bukan untuk enak-enakan.
Sebenarnya tidak masalah tidur di masjid, tapi aku merasa tidak enak karena aku bukan muslim dan aku tidak beribadah disini.
Tapi mungkin dia tidak tau apa yang aku rasakan.

Aku terus introspeksi dimana salahku, apa yang salah dari yang telah kuperbuat.
Aku cerita ke mbak Dyah, tentang ini semua dan dia benar-benar mengerti aku.
Tapi aku tidak sepenuhnya membenarkan diriku, karena setiap orang pasti memiliki pemikiran masing-masing.
Aku sedikit flash back dengan menulis cerita perjalananku, aku selalu introspeksi dan mencari dimana titik kesalahanku, aku menemukannya.
Ternyata temanku tidak senang aku menghubungi agung, dia ingin ini menjadi liburannya bukan bergantung dengan orang lain.
Lalu aku beranjak tidur.

Lanjut ke Part 3

1 comments:

Unknown mengatakan...

Awesome banget

Posting Komentar

JHF

--------> Jogja Hip Hop Foundation Blog <--------

Owner

"Created By : Adhie Van Ferrinas"